1.
Latar
Belakang
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pendidikan harus memiliki
keseimbangan dalam perannya membangun peserta didik sebagai warga dunia, warga
bangsa, dan warga masyarakat (Aunnurrahman, 2012:5). Dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 19 menyatakan bahwa “proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup baik bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologi peserta didik”
Keberhasilan
proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan
model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas
keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan
model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan
menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang
optimal (Aunurrahman, 2012:140).
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa guru mempunyai peranan yang sangat penting
dalam proses pembelajaran, kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran
mampu memperbaiki proses belajar yang baik dan membantu siswa menguasai dan
menerapkan teknik penyajian pengajaran yang dapat mempermudah siswa memahami
materi pembelajaran yang disampaikan.
Penggunaan
model pembelajaran yang tepat dapat membantu peserta didik belajar lebih aktif,
efisien dan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru dapat
memilih model pembelajaran yang akan diterapkan untuk menyampaikan materi
pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (Percepatan
Pengajaran Tim).
Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru IPS Terpadu (Geografi) di SMP Negeri 7 Palembang
yaitu bersama bapak Muhammad Isa, S.Pd, M.Si yang dilakukan pada hari sabtu
tanggal 26 Januari 2013 diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS Terpadu (Geografi) masih rendah, hal ini dilihat dari nilai
rata-rata pada hasil belajar siswa kelas VII yaitu 60-65, belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dimana kriteria Ketuntasan minimal (KKM) di
SMP Negeri 7 Palembang yaitu 70 untuk mata pelajaran IPS Terpadu. Berdasarkan
hasil pengamatan dan survey dengan guru IPS Terpadu (Geografi) SMP Negeri 7
Palembang yang peneliti dapatkan sebagian guru telah menerapkan model
pembelajaran kooperatif di SMP Negeri 7 Palembang, tetapi belum ada yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI). Dengan diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe Team
Accelerated Instruction (TAI) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
IPS Terpadu (Geografi) siswa. Oleh karena itu peneliti perlu menggunakan
pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) dirancang untuk memperoleh
manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam
pembelajaran kooperatif (Slavin, 2005:190).
Melalui
model pembelajaran tipe Team Accelerated
Instruction (TAI) membuat mata pelajaran geografi menjadi menarik bagi
siswa dan mencoba untuk mengubah pola belajar dari pola menghapal menjadi
mencari pemahaman-pemahaman sehingga membuat siswa berpikir kritis dan tercipta
suasana gembira dalam belajar selain itu dapat melatih siswa untuk berdisiplin
dan sangat menarik sehingga dapat membuat siswa untuk mencobanya.
Berdasarkan
permasalahan di atas, penulis tertarik meneliti masalah tersebut dalam sebuah
kajian ilmiah dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Accelerated Instruction (TAI) terhadap
Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (Geografi) Kelas VII di SMP
Negeri 7 Palembang Tahun Pelajaran 2012/2013”.
2. Masalah Penelitian
2.1. Pembatasan Masalah Penelitian
Agar
masalah tidak menyimpang dari sasaran, maka adapun pembatasan masalah pada
penelitian ini adalah :
1.
Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) yang digunakan dalam
pembelajaran IPS Terpadu (geografi) di kelas VII SMP Negeri 7 Palembang tahun
pelajaran 2012/2013.
2.
Hasil belajar IPS Terpadu (geografi)
siswa kelas VII SMP Negeri 7 Palembang
Tahun Pelajaran 2012/2013 setelah menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI).
3.
Pokok bahasan materi yang akan
disampaikan adalah skala peta.
2.2. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun rumusan masalah
dalam penelitian ini berdasarkan batasan yang ditentukan yaitu “Apakah ada
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team
Accelerated Instruction (TAI) terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu (geografi) kelas VII di SMP
Negeri 7 Palembang tahun pelajaran 2012/2013”.
3.
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penlitian
ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran IPS Terpadu (geografi) kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang tahun
pelajaran 2012/2013.
4.
Manfaat
Penelitian
Manfaat yang diharapkan
dari hasil akhir penelitian ini adalah :
a.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat
memberikan masukan bagi peningkatan proses belajar mengajar di sekolah, menambah
pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya dalam menulis skripsi, dan sebagai
bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
b.
Manfaat Praktis
-
Bagi Guru, dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan atau pemikiran bagi guru dalam pembelajaran geografi agar dapat
menciptakan suasana kelas yang inovatif.
-
Bagi Siswa, diharapkan dapat
mengembangkan daya pikir, inisiatif, kreatifitas dan keaktifan serta
keterampilan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan meningkatkan hasil
belajar siswa.
-Bagi Sekolah, dapat memberikan
masukan bagi sekolah yang bersangkutan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga menghasilkan
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dan mendapatkan hasil pembelajaran
yang optimal.
5. Kajian Literatur
5.1
Model Pembelajaran
Model pembelajaran
adalah hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru dan siswa dalam
kaitannya dengan bahan pengajaran (Rusman, 2012:131). Model pembelajaran juga
dimaksudkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa, agar
mereka tidak jenuh dengan proses belajar yang sedang berlangsung (Aunurrahman,
2012:141).
Model pembelajaran
menurut Joice dan Weil dalam Rusman (2012:133), adalah Model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran lebih panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Sedangkan menurut Rahardjo (2012:241),
model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi
mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran.
Berdasarkan pendapat
diatas model pembelajaran adalah suatu pola kerangka konseptual sebagai pedoman
bagi para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar untuk mencapai
tujuan tertentu.
5.2
Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk dikembangkan setidak-tidaknya tiga tujuan
pembelajaran penting, yaitu hasil belajar, akademik, hasil penerimaan terhadap
keragaman dan pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.
Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling kerjasama dan membantu
untuk memahami suatu bahan pembelajaran (Rusman 2012:209).
Model pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya
kelompok-kelompok. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran, semua model pembelajaran ditandai dengan
adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan (Rahardjo,
2012:241).
Berdasarkan uraian di atas
Pembelajaran Kooperatif adalah
Suatu pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan sesama siswa serta berinteraksi untuk memecahkan suatu masalah.
5.3 Model Pembelajaran tipe
Team
Accelerated Instruction (TAI)
Dalam pembelajaran
kooperatif banyak model pembelajaran
yang dapat digunakan. Salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI)
dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi
yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif (Slavin, 2005:190).
Menurut Rusman (2012:404) Team Accelerated Instruction (TAI)
merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif atau kolaboratif
dengan pembelajaran individual. Team
Accelerated Instruction (TAI) adalah kombinasi antara pembelajaran individu
dengan kelompok. Peserta didik belajar dalam tim yang heterogen sama seperti
metode belajar tim yang lain tetapi peserta didik juga mempelajari materi
akademik sendiri (Mulyatiningsih, 2012:245).
Menurut berbagai pendapat
di atas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif tipe pada Team Accelerated Instruction (TAI)
adalah mengkombinasikan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual,
dimana secara bertahap, setiap anggota kelompok diberi soal-soal yang harus
mereka kerjakan sendiri terlebih dahulu.
5.4
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Team
Accelerated Instruction (TAI)
Langkah-langkah dalam model
pembelajaran koperatif tipe Team
Accelerated Instruction (TAI) sebagai berikut (Raharjo, 2012:247) :
1.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh
guru.
2.
Guru memberikan kuis secara individual
kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
3.
Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat
kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) jika mungkin anggota kelompok berasal dari
ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender.
4.
Hasil belajar siswa secara individual
diskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok
saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
5.
Guru memfasilitasi siswa dalam membuat
rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang
telah dipelajari.
6.
Guru memberikan kuis kepada siswa secara
individual.
7.
Guru memberi penghargaan pada kelompok
berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individu dari skor dasar
ke skor kuis berikutnya (terkini).
5.5
Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran Accelerated
Instruction (TAI)
Dalam menggunakan suatu
model pembelajaran pasti memiliki kelebihan maupun kekurangan, yaitu sebagai
berikut :
a. Kelebihan
1.
Siswa yang lemah dapat terbantu dalam
menyelesaikan masalah.
2.
Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama
dalam suatu kelompok.
3.
Siswa yang pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan keterampilannya.
4.
Adanya rasa tanggung jawab dalam
kelompok dalam menyelesaikan masalah.
b. Kekurangan
1.
Siswa yang kurang pandai secara tidak
langsung akan menggantungkan pada siswa yang pandai.
2.
Tidak ada persaingan antar kelompok.
3.
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh
guru kurang baik maka proses pembelajaran juga berjalan kurang baik. Menurut Imron
(2012:01).
5.6
Belajar
Belajar ialah suatu
proses perubahan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dalam lingkungannya (Slameto, 2010:3). Belajar adalah kegiatan
yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami
perubahan tingkah laku (Syarifudin, 2010:26). Sedangkan menurut Dimyati (2010:7), Belajar merupakan tindakan dan
prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh
siswa sendiri.
Dari
uraian di atas dapat dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dengan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku melalui
proses interaksi antara individu dengan lingkungannya.
5.7 Hasil Belajar
Menurut S.
Nasution dalam Syarifudin dkk (2010:33) Hasil belajar adalah suatu perubahan
yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga
pengetahuan untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian, penguasaan
dan penghargaan dalam dari individu yang belajar. Sedangkan menurut Hamalik
(2012:30) hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
Dari beberapa pendapat
diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah bentuk dari penilaian
dan pengukuran yang diperoleh dari proses belajar yang menunjukkan tingkat
keberhasilan seseorang yang dinyatakan dalam bentuk skor.
5.8 Pengertian IPS Terpadu
IPS Terpadu adalah induk dari pembelajaran IPS karena mengkaji seluruh
asfek kehidupan sosial kita. IPS merupakan salah satu nama mata
pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata
pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata
pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial
lainnya.di dalamnya kita
bisa mempelajari sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, dan sosiologi
(Sapriya, 2011:7).
Menurut Somantri dalam
Sapriya (2011:11) Pendidikan IPS adalah bagian dari disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan
pendidikan. IPS terpadu akan
mendorong siswa untuk bisa aktif menemukan pengetahuan dan pengalaman dalam
beragam bentuk tugas dan di setiap akhir pembelajaran disajikan uji kompetensi
yang dimulai dari sebuah wacana dengan
beragam tema yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
5.9
Kajian Terdahulu yang Relevan
Dalam penelitian
ini, peneliti mencantumkan 2 (dua) kajian terdahulu yang relevan, yaitu sebagai
berikut :
1.
Susanti tahun 2012 Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Palembang, Program Studi Pendidikan Matematika dengan judul
“Perbandingan Hasil Belajar siswa antara Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI
(Team Accelerated Instruction) dan
tipe NHT (Numbered Head Together)
pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 16 Palembang”. Tujuan dalam
penelitian Susanti adalah 1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Accelerated Instruction) pada materi segi empat di kelas VII
SMP Negeri 16 Palembang. 2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi segi empat di kelas VII SMP
Negeri 16 Palembang. 3) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa ang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Accelerated Instruction) dan tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi segi empat di kelas VII SMP
Negeri 16 Palembang. Dari perhitungan hasil belajar siswa yang menunjukkan X1
= 73,40, dan X2 = 56,83. Susanti menyimpulkan bahwa ada perbedaan
hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Accelerated Instruction) dan NHT (Numbered Head Together) pada materi
segi empat di kelas VII SMP Negeri 16 Palembang. Pembelajaran dengan model tipe
TAI (Team Accelerated Instruction)
pada materi segi empat ikelas VII SMP Negeri 16 Palembang adalah > 70.
2.
Kurnianingsih tahun 2011 Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Palembang, Program Studi Pendidikan Matematika dengan
judul “Trigonometri melalui belajar Team
Accelerated Instuction (TAI) di SMA Negeri 11 Palembang”. Tujuan dalam
penelitian Kurnianingsih adalah 1) Untuk mendeskripsikan ang bagaimana dalam
belajar kooperatif tipe Team Accelerated
Instuction (TAI) pada pokok bahasan trigonometri dapat meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas X SMA Negeri 11 Palembang. 2) Mendeskripsikan respon
siswa terhadap pembelajaran trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Team Accelerated Instuction (TAI) di
kelas X SMA Negeri 11 Palembang. Teknik yang digunakan adalah tes akhir
tindakan, angket, respon siswa, dan observasi. Hasil penelitian ini diperoleh
bahwa 1) Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika
pokok bahasan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Team Accelerated Instuction (TAI) pada siswa kelas X SMA Negeri 11
Palembang ternyata efektif, karena dapat memahamkan aturan sinus dan aturan
kosinus. 2) Respon siswa terhadap pembelajaran melalui belajar kooperatif tipe Team Accelerated Instuction (TAI) adalah
sangat positif.
6.
Anggapan
Dasar
Anggapan dasar adalah
sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai
hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam melaksanakan
penelitiannya (Arikunto, 2010:63). Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang
menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran
kooperatif tipe Team Accelerated
Instruction (TAI) memberi pengaruh pada hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPS Terpadu (Geografi) sehingga hasil belajar yang dicapai bervariasi
atau berbeda-beda.
7.
Hipotesis
Penelitian
Menurut Riduwan
(2012:37), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau
sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori
atau kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya.
Hipotesis
penelitian ini adalah Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap
hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu (Geografi) kelas VII di SMP
Negeri 7 Palembang Tahun Pelajaran 2012/2013.
8. Kriteria Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan
adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap hasil belajar pada mata
pelajaran IPS terpadu (Geografi) kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang tahun
pelajaran 2012/2013, maka peneliti menggunakan Uji Hipotesis uji-t (t-test).
Kriteria dalam pengujian hipotesis pada
penelitian ini adalah dengan tingkat kepercayaan atau taraf signifikasi α =
0,05, sebagai berikut :
Jika thitung≥ttabel,
maka tolak HO
Jika thitung≤ttabel,
maka tolak Ha
Adapun kriteri
pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak ada pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Team
Accelerated Instruction (TAI) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS
terpadu (Geografi) kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang tahun pelajaran
2012/2013.
Ha : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe Team Accelerated Instruction
(TAI) terhadap hasil belajar pada
mata pelajaran IPS terpadu (Geografi) kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang tahun
pelajaran 2012/2013.
9.
Prosedur
Penelitian
9.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,
2010:161). Sedangkan menurut Mulyatiningsih (2012:2) variabel adalah sebuah
karakteristik yang terdapat pada individu atau benda yang menunjukkan adanya
perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang dimiliki.
Dari
uraian di atas dapat dapat disimpulkan bahwa variabel adalah suatu besaran yang
dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil
penelitian. Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi :
a. Variabel
Bebas (X) : Model pembelajaran Kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI)
b. Variabel Terikat (Y) : Hasil Belajar Siswa
9.2
Definisi
Operasional Variabel
Untuk memperjelas arah dalam penelitian ini dan
tidak menimbulkan salah pengertian, maka dalam penelitian ini diperlukan
pengertian sebagai berikut :
1.
Model pembelajaran adalah contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang
didesain, diterapkan dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajarn yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Team
Accelerated Instruction (TAI). Dalam metode Team
Accelerated Instruction (TAI) siswa dikelompokkan berdasarkan
kemampuannya yang bearagam, setiap kelompok diberi serangkaian tugas
tertentu untuk dikerjakan bersama-sama.
2.
Hasil Belajar merupakan kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam penelitian
ini yang dimaksud hasil belajar IPS Terpadu (Geografi) adalah hasil belajar
yang diperoleh melalui tes yang diberikan setelah pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) pada
mata pelajaran IPS Terpadu (Geografi).
9.3
Populasi dan Sampel Penelitian
9.3.1
Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono
(2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, maka yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri
7 Palembang. Jumlah populasi seluruhnya
adalah 360 orang siswa. Jumlah masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel I
berikut ini :
TABEL
I
POPULASI
PENELITIAN
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||
VII.1
|
10
|
30
|
40
|
VII.2
|
18
|
22
|
40
|
VII.3
|
19
|
21
|
40
|
VII.4
|
18
|
22
|
40
|
VII.5
|
18
|
22
|
40
|
VII.6
|
17
|
23
|
40
|
VII.7
|
20
|
20
|
40
|
VII.8
|
20
|
20
|
40
|
VII.9
|
20
|
20
|
40
|
Jumlah
|
160
|
200
|
360
|
Sumber: Pengolahan Data Primer
Tahun 2013
9.3.2
Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian
dari jumlah populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan
diteliti, karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak smua
orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang
mewakilinya (Riduwan, 2012:56). Adapun tekhnik yang digunakan dalam pengambilan
sampel yaitu dengan menggunakan tekhnik simple
random sampling (acak), yaitu dengan cara pengundian seluruh kelas VII SMP
Negeri 7 Palembang, dengan syarat semua kelas VII merupakan kelas homogen. Cara
pengambilan ini bisa di lakukan karena memenuhi syarat bahwa kelas VII SMP
Negeri 7 Palembang adalah homogen.
Berdasarkan tekhnik simple random sampling yang digunakan
dalam penelitian ini, peneliti mengambil dua kelas. Dari hasil pengundian di
peroleh kelas VII.5 sebagai kelas eksperimen yang ditingkatkan keaktifan
menggunakan model pembelajaran Team
Accelerated Instructuon (TAI) berjumlah 40 siswa, dan kelas VII.6 sebagai
kelas kontrol yang ditingkatkan keaktifan menggunakan metode ceramah berjumlah
40 siswa. Jumlah masing-masing kelas
dapat dilihat pada tabel II berikut ini:
TABEL
II
SAMPEL
PENELITIAN
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
VII.5
|
18
|
22
|
40
|
Kelas
Eksperimen
|
VII.6
|
17
|
23
|
40
|
Kelas Kontrol
|
Jumlah
|
35
|
45
|
80
|
Sumber:
Pengolahan Data Primer Tahun 2013
9.4 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono
(2010:3) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
dengan menggunakan pendekatan eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107)
“pendekatan eksperimen adalah merupakan cara yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Penelitian dengan menggunakan pendekatan eksperimen adalah satu
penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel
yang lain yang dilakukan secara terkontrol dengan aturan tertentu.
Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah yang
digunakan peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengungkapkan ada tidaknya pengaruh yang
ditimbulkan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI)
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (Geografi) kelas
VII di SMP Negeri 7 Palembang Tahun Pelajaran 2012/2013.
9.5 Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan tes :
1. Teknik
Dokumentasi
Dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, langger, agenda, dan
sebagainya (Arikunto, 2010:274). Dalam penelitian ini teknik dokumentasi
digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang bersifat sekunder yang
berhubungan dengan penelitian ini yaitu tentang jumlah siswa, jumlah guru,
kondisi sekolah, hasil belajar siswa dan lain-lain.
2. Teknik
Tes
Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakt yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Sedangkan menurut Mulyatiningsih (2012:25) tes
merupakan metode pengumpulan data penelitian yang berfungsi untuk mengukur
kemampuan seseorang.
Dalam penelitian ini siswa akan diberikan tes setelah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dilaksanakan, untuk mengetahui
dan mendapatkan hasil belajar yang diinginkan. Tes yang diberikan adalah soal
pilihan ganda dengan alternative 4 jawaban. Soal pilihan ganda adalah bentuk
tes yang mempunyai satu jawaban yang benar dan paling tepat, yang sebelumnya
dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap soal tes tersebut.
9.6
Uji Coba Instrumen
9.6.1
Validitas
Menurut Arikunto (2010:211) “Validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data
yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Untuk mengetahui validitas instrument, maka
peneliti menggunakan rumus product moment
angka kasar yaitu sebagai berikut :
rxy
= (Arikunto,
2010:213)

Keterangan:
∑ X = jumlah skor item x
∑ Y = jumlah skor item y
N
= jumlah responden
Selanjutnya
dihitung dengan uji-t dengan rumus : t hitung 

Dimana :
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil r hitung
n = jumlah responden
Dengan
kriteria pengujian validitas :
Jika
: t hitung > t table
berarti valid, sebaliknya,
t hitung < t table
berarti tidak valid (Riduwan,
2012:98)
9.6.2
Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:221). Instrumen yang sudah
dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka beberapa
kali pun diambil, tetap akan sama.
Untuk mencari Reliabilitas peneliti menggunakan rumus
Sperman Brown, yaitu sebagai berikut :
r11
= (Arikunto,
2010:223)

Keterangan:
r11 =
reliabilitas instrument
r1/2
1/2 = rxy yang
disebutkan sebagai indeks korelasi antara
dua belahan
instrument
r1/2 1/2 dicari
dengan rumus product moment angka
kasar, yaitu sebagai berikut:
rxy =
(Arikunto,
2010:213)

Dimana :
X = skor
butir belahan ganjil
Y = skor
butir belahan genap
Kriteria
pengujian reliabilitas :
Jika
: r11
> rtabel berarti
reliabilitas
r11 < rtabel
berarti tidak reliabilitas (Riduwan,
2012:107)
9.7 Teknik Analisis Data
Data
yang sudah terkumpul akan dianalisis, dimana tujuan penganalisaan ini yaitu
untuk mengetahui hasil belajar geografi siswa.
Analisis
data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif.
Analisis data yang dituju dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
kebenaran hipotesis.
9.7.1 Uji
Normalitas
Uji normalitas data perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang dianalisis normal atau tidak.
Adapun langkah-langkah yang
digunakan sebagai berikut :
1.
Rentang ( Rank )
= Nilai Terbesar - Nilai Terkecil
2.
Banyak kelas interval
= 1+ 3,3 Log n
3.
Panjang kelas interval (P) = 

4.
Mencari distribusi frekuensi


Keterangan :
x = rata-rata


5.
Mencari Modus dengan rumus :
Jika
data kuantitatif telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, modusnya dapat ditentukan dengan rumus :

Keterangan :
b = batas kelas modus, ialah kelas interval
dengan frekuensi terbanyak
p = panjang kelas modus


6.
Mencari simpangan baku

Keterangan :

n = banyaknya dataP



7.
Menguji kenormalan data dengan kemiringan

Keterangan :
K = Kemiringan
x = Rata-rata

S = Simpangan
baku/standar deviasi
Data normal jika
harga K terletak antara -1 sampai +1 (-1

9.7.2
Uji Homogenitas
Uji Homogenitas
data dilakukan untuk membuktikan kesamaan varian kelompok. Pengujian sampel
dalam penelitian ini menggunakan Uji Bartlett dengan menggunakan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Menggunakan
variasi gabungan dengan menggunakan rumus :

2.
Cari
harga satuan B dengan rumus :
B = ( Log S2 ) ∑ (
n-1) Sudjana
(2005 :263)
3. Uji Bartlett
menggunakan rumus :
X2 = (in 10) ( B-∑(n-1)
log S2 Sudjana (2005:263)
9.7.3
Uji Hipotesis
Untuk
menguji hipotesis ada tidaknya pengaruh Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI)
maka di gunakan rumus Uji t (t-test ) sebagai berikut
:

Keterangan :
t = Nilai t hitung


n1 = Jumlah siswa kelas Eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas Kontrol
S = Varians variabel gabungan
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Praktik (Revisi). Jakarta : Rineka Cipta
Aunurrahman.
2012. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung : Alfabeta
Daryanto
dan Muljo Raharjo. 2012. Model
Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : Gava Media
Dimyati
dan Mudjiono. 2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hamalik,
Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta : Bumi Aksara
Himpunan
Peraturan Perundang-Undangan. 2009. Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fokus Media
Mulyatiningsih,
Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan
Bidang Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Riduwan.
2012. Belajar mudah penelitian untuk
Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta
Rusman.
2012. Model-Model Pembelajaran
mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sapriya. 2011. Pendidikan IPS. Bandung : Rosda
Slameto.
2010. Belajar & Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
Slavin,
Robert E.2011. Cooperative Learning
Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media
Syarifudin,
dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Diadit Media
Sudjana.
2005. Metoda Statistika. Bandung. :
Tarsito
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung : Alfabeta
Imron.
2012. Model Pembelajaran tai.(online).http://malik-imron.blogspot.com,
diakses sabtu 26 januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar