Selasa, 09 September 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU (GEOGRAFI) KELAS VII DI SMP NEGERI 7 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013


1.        Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Pendidikan harus memiliki keseimbangan dalam perannya membangun peserta didik sebagai warga dunia, warga bangsa, dan warga masyarakat (Aunnurrahman, 2012:5). Dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 19 menyatakan bahwa “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup baik bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik”
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal (Aunurrahman, 2012:140).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran, kemampuan guru dalam memilih model pembelajaran mampu memperbaiki proses belajar yang baik dan membantu siswa menguasai dan menerapkan teknik penyajian pengajaran yang dapat mempermudah siswa memahami materi pembelajaran yang disampaikan.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat membantu peserta didik belajar lebih aktif, efisien dan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru dapat memilih model pembelajaran yang akan diterapkan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (Percepatan Pengajaran Tim).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPS Terpadu (Geografi) di SMP Negeri 7 Palembang yaitu bersama bapak Muhammad Isa, S.Pd, M.Si yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 26 Januari 2013 diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (Geografi) masih rendah, hal ini dilihat dari nilai rata-rata pada hasil belajar siswa kelas VII yaitu 60-65, belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dimana kriteria Ketuntasan minimal (KKM) di SMP Negeri 7 Palembang yaitu 70 untuk mata pelajaran IPS Terpadu. Berdasarkan hasil pengamatan dan survey dengan guru IPS Terpadu (Geografi) SMP Negeri 7 Palembang yang peneliti dapatkan sebagian guru telah menerapkan model pembelajaran kooperatif di SMP Negeri 7 Palembang, tetapi belum ada yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI). Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu (Geografi) siswa. Oleh karena itu peneliti perlu menggunakan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif (Slavin, 2005:190).
            Melalui model pembelajaran tipe Team Accelerated Instruction (TAI) membuat mata pelajaran geografi menjadi menarik bagi siswa dan mencoba untuk mengubah pola belajar dari pola menghapal menjadi mencari pemahaman-pemahaman sehingga membuat siswa berpikir kritis dan tercipta suasana gembira dalam belajar selain itu dapat melatih siswa untuk berdisiplin dan sangat menarik sehingga dapat membuat siswa untuk mencobanya.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik meneliti masalah tersebut dalam sebuah kajian ilmiah dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (Geografi) Kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang Tahun Pelajaran 2012/2013”.

2.      Masalah Penelitian
2.1.   Pembatasan Masalah Penelitian
Agar masalah tidak menyimpang dari sasaran, maka adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah :
1.      Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) yang digunakan dalam pembelajaran IPS Terpadu (geografi) di kelas VII SMP Negeri 7 Palembang tahun pelajaran 2012/2013.
2.      Hasil belajar IPS Terpadu (geografi) siswa kelas VII SMP Negeri 7  Palembang Tahun Pelajaran 2012/2013 setelah menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI).
3.      Pokok bahasan materi yang akan disampaikan adalah skala peta.
2.2.   Rumusan Masalah Penelitian
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan batasan yang ditentukan yaitu “Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu (geografi) kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang tahun pelajaran 2012/2013”.

3.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penlitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS Terpadu (geografi) kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang tahun pelajaran 2012/2013.

4.    Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil akhir penelitian ini adalah :
a.       Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi peningkatan proses belajar mengajar di sekolah, menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya dalam menulis skripsi, dan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
b.      Manfaat Praktis
-       Bagi Guru, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau pemikiran bagi guru dalam pembelajaran geografi agar dapat menciptakan suasana kelas yang inovatif.
-       Bagi Siswa, diharapkan dapat mengembangkan daya pikir, inisiatif, kreatifitas dan keaktifan serta keterampilan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan meningkatkan hasil belajar siswa.
-Bagi Sekolah, dapat memberikan masukan bagi sekolah yang bersangkutan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran  sehingga menghasilkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dan mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal.

5.      Kajian Literatur
5.1 Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan pengajaran (Rusman, 2012:131). Model pembelajaran juga dimaksudkan untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa, agar mereka tidak jenuh dengan proses belajar yang sedang berlangsung (Aunurrahman, 2012:141).
Model pembelajaran menurut Joice dan Weil dalam Rusman (2012:133), adalah Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran lebih panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Sedangkan menurut Rahardjo (2012:241), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran.
Berdasarkan pendapat diatas model pembelajaran adalah suatu pola kerangka konseptual sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.
5.2 Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk dikembangkan setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar, akademik, hasil penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif  merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran (Rusman 2012:209).
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan (Rahardjo, 2012:241).
Berdasarkan uraian di atas  Pembelajaran Kooperatif adalah  Suatu pembelajaran memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan sesama siswa serta berinteraksi untuk memecahkan suatu masalah.

5.3  Model Pembelajaran tipe Team Accelerated Instruction (TAI)
Dalam pembelajaran kooperatif  banyak model pembelajaran yang dapat digunakan. Salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif (Slavin, 2005:190).
            Menurut Rusman (2012:404) Team Accelerated Instruction (TAI)  merupakan kombinasi antara pembelajaran kooperatif atau kolaboratif dengan pembelajaran individual. Team Accelerated Instruction (TAI) adalah kombinasi antara pembelajaran individu dengan kelompok. Peserta didik belajar dalam tim yang heterogen sama seperti metode belajar tim yang lain tetapi peserta didik juga mempelajari materi akademik sendiri (Mulyatiningsih, 2012:245).
Menurut berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif tipe pada Team Accelerated Instruction (TAI) adalah mengkombinasikan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual, dimana secara bertahap, setiap anggota kelompok diberi soal-soal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dahulu.
5.4 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI)
Langkah-langkah dalam model pembelajaran koperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) sebagai berikut (Raharjo, 2012:247) :
1.      Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.
2.      Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.
3.      Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan gender.
4.      Hasil belajar siswa secara individual diskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.
5.      Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
6.      Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
7.      Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individu dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).
5.5 Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran Accelerated Instruction (TAI)
Dalam menggunakan suatu model pembelajaran pasti memiliki kelebihan maupun kekurangan, yaitu sebagai berikut :
a.    Kelebihan
1.         Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah.
2.         Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam suatu kelompok.
3.         Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.
4.      Adanya rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.
b.    Kekurangan
1.         Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantungkan pada siswa yang pandai.
2.         Tidak ada persaingan antar kelompok.
3.         Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses pembelajaran juga berjalan kurang baik. Menurut Imron (2012:01).
5.6 Belajar
Belajar ialah suatu proses perubahan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya (Slameto, 2010:3). Belajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan tingkah laku (Syarifudin, 2010:26). Sedangkan menurut Dimyati  (2010:7), Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Dari uraian di atas dapat dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses dengan serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku melalui proses interaksi antara individu dengan lingkungannya.
5.7  Hasil Belajar
            Menurut S. Nasution dalam Syarifudin dkk (2010:33) Hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja  perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam dari individu yang belajar. Sedangkan menurut Hamalik (2012:30) hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah bentuk dari penilaian dan pengukuran yang diperoleh dari proses belajar yang menunjukkan tingkat keberhasilan seseorang yang dinyatakan dalam bentuk skor.
5.8 Pengertian IPS Terpadu
IPS Terpadu adalah induk dari pembelajaran IPS karena mengkaji seluruh asfek kehidupan sosial kita. IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.di dalamnya kita bisa mempelajari sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, dan sosiologi (Sapriya, 2011:7).
Menurut Somantri dalam Sapriya (2011:11) Pendidikan IPS adalah bagian dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. IPS terpadu akan mendorong siswa untuk bisa aktif menemukan pengetahuan dan pengalaman dalam beragam bentuk tugas dan di setiap akhir pembelajaran disajikan uji kompetensi yang dimulai dari sebuah wacana dengan  beragam tema yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
5.9 Kajian Terdahulu yang Relevan
            Dalam penelitian ini, peneliti mencantumkan 2 (dua) kajian terdahulu yang relevan, yaitu sebagai berikut :
1.        Susanti tahun 2012 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang, Program Studi Pendidikan Matematika dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar siswa antara Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Accelerated Instruction) dan tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 16 Palembang”. Tujuan dalam penelitian Susanti adalah 1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Accelerated Instruction) pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 16 Palembang. 2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 16 Palembang. 3) Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa ang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Accelerated Instruction) dan tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 16 Palembang. Dari perhitungan hasil belajar siswa yang menunjukkan X1 = 73,40, dan X2 = 56,83. Susanti menyimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Accelerated Instruction) dan NHT (Numbered Head Together) pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 16 Palembang. Pembelajaran dengan model tipe TAI (Team Accelerated Instruction) pada materi segi empat ikelas VII SMP Negeri 16 Palembang adalah > 70.
2.        Kurnianingsih tahun 2011 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang, Program Studi Pendidikan Matematika dengan judul “Trigonometri melalui belajar Team Accelerated Instuction (TAI) di SMA Negeri 11 Palembang”. Tujuan dalam penelitian Kurnianingsih adalah 1) Untuk mendeskripsikan ang bagaimana dalam belajar kooperatif tipe Team Accelerated Instuction (TAI) pada pokok bahasan trigonometri dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X SMA Negeri 11 Palembang. 2) Mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Team Accelerated Instuction (TAI) di kelas X SMA Negeri 11 Palembang. Teknik yang digunakan adalah tes akhir tindakan, angket, respon siswa, dan observasi. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa 1) Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika pokok bahasan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Team Accelerated Instuction (TAI) pada siswa kelas X SMA Negeri 11 Palembang ternyata efektif, karena dapat memahamkan aturan sinus dan aturan kosinus. 2) Respon siswa terhadap pembelajaran melalui belajar kooperatif tipe Team Accelerated Instuction (TAI) adalah sangat positif.

6.      Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam melaksanakan penelitiannya (Arikunto, 2010:63). Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) memberi pengaruh pada hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Terpadu (Geografi) sehingga hasil belajar yang dicapai bervariasi atau berbeda-beda.

7.        Hipotesis Penelitian
Menurut Riduwan (2012:37), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya.
Hipotesis penelitian ini adalah Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu (Geografi) kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang Tahun Pelajaran 2012/2013.
8.      Kriteria Pengujian Hipotesis
                          Untuk membuktikan adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu (Geografi) kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang tahun pelajaran 2012/2013, maka peneliti menggunakan Uji Hipotesis uji-t (t-test).
          Kriteria dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah dengan tingkat kepercayaan atau taraf signifikasi α = 0,05, sebagai berikut :
Jika thitung≥ttabel, maka tolak HO
Jika thitung≤ttabel, maka tolak Ha
Adapun kriteri pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu (Geografi) kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang tahun pelajaran 2012/2013.
 Ha :     Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction
(TAI) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran IPS terpadu (Geografi) kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang tahun pelajaran 2012/2013.

9.        Prosedur Penelitian
9.1    Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010:161). Sedangkan menurut Mulyatiningsih (2012:2) variabel adalah sebuah karakteristik yang terdapat pada individu atau benda yang menunjukkan adanya perbedaan (variasi) nilai atau kondisi yang dimiliki.
 Dari uraian di atas dapat dapat disimpulkan bahwa variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi :
a.    Variabel Bebas (X) : Model pembelajaran Kooperatif tipe Team Accelerated                                        Instruction (TAI)
b.    Variabel Terikat (Y)     : Hasil Belajar Siswa
9.2    Definisi Operasional Variabel
                   Untuk memperjelas arah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan salah pengertian, maka dalam penelitian ini diperlukan pengertian sebagai berikut :
1.        Model pembelajaran adalah contoh pola atau struktur pembelajaran siswa yang didesain, diterapkan dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajarn yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI). Dalam metode Team Accelerated Instruction (TAI) siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuannya yang bearagam, setiap kelompok diberi serangkaian tugas tertentu untuk dikerjakan bersama-sama.
2.         Hasil Belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar IPS Terpadu (Geografi) adalah hasil belajar yang diperoleh melalui tes yang diberikan setelah pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) pada mata pelajaran IPS Terpadu (Geografi).


9.3 Populasi dan Sampel Penelitian
9.3.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 7 Palembang.  Jumlah populasi seluruhnya adalah 360 orang siswa. Jumlah masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel I berikut ini :
TABEL I
POPULASI PENELITIAN
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
VII.1
10
30
40
VII.2
18
22
40
VII.3
19
21
40
VII.4
18
22
40
VII.5
18
22
40
VII.6
17
23
40
VII.7
20
20
40
VII.8
20
20
40
VII.9
20
20
40
Jumlah
160
200
360
                     Sumber: Pengolahan Data Primer Tahun 2013
9.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak smua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya (Riduwan, 2012:56). Adapun tekhnik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan tekhnik simple random sampling (acak), yaitu dengan cara pengundian seluruh kelas VII SMP Negeri 7 Palembang, dengan syarat semua kelas VII merupakan kelas homogen. Cara pengambilan ini bisa di lakukan karena memenuhi syarat bahwa kelas VII SMP Negeri 7 Palembang adalah homogen.
Berdasarkan tekhnik simple random sampling yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti mengambil dua kelas. Dari hasil pengundian di peroleh kelas VII.5 sebagai kelas eksperimen yang ditingkatkan keaktifan menggunakan model pembelajaran Team Accelerated Instructuon (TAI) berjumlah 40 siswa, dan kelas VII.6 sebagai kelas kontrol yang ditingkatkan keaktifan menggunakan metode ceramah berjumlah 40 siswa.  Jumlah masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel II berikut ini:
TABEL II
SAMPEL PENELITIAN
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Keterangan
Laki-laki
Perempuan
VII.5
18
22
40
Kelas Eksperimen
VII.6
17
23
40
Kelas Kontrol
Jumlah
35
45
80

            Sumber: Pengolahan Data Primer Tahun 2013
9.4    Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:3) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) “pendekatan eksperimen adalah merupakan cara yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian dengan menggunakan pendekatan eksperimen adalah satu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain yang dilakukan secara terkontrol dengan aturan tertentu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengungkapkan ada tidaknya pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (Geografi) kelas VII di SMP Negeri 7 Palembang Tahun Pelajaran 2012/2013.
9.5    Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan tes :
1.    Teknik Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, langger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang bersifat sekunder yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu tentang jumlah siswa, jumlah guru, kondisi sekolah, hasil belajar siswa dan lain-lain.
2.  Teknik Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakt yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan menurut Mulyatiningsih (2012:25) tes merupakan metode pengumpulan data penelitian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang.
            Dalam penelitian ini siswa akan diberikan tes setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) dilaksanakan, untuk mengetahui dan mendapatkan hasil belajar yang diinginkan. Tes yang diberikan adalah soal pilihan ganda dengan alternative 4 jawaban. Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar dan paling tepat, yang sebelumnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap soal tes tersebut.
9.6 Uji Coba Instrumen
9.6.1 Validitas
            Menurut Arikunto (2010:211) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid  atau sahih mempunyai validitas tinggi.  Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
                        Untuk mengetahui validitas instrument, maka peneliti menggunakan rumus product moment angka kasar yaitu sebagai berikut :
rxy  =                                (Arikunto, 2010:213)

Keterangan:

∑ X   =  jumlah skor item x
∑ Y   =  jumlah skor item y
N       =  jumlah responden
Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus : t hitung
Dimana :
t        =   nilai t hitung
r        =   koefisien korelasi hasil r hitung
n        =   jumlah responden
Dengan kriteria pengujian validitas :
Jika :    t hitung > t table berarti valid, sebaliknya,
 t hitung < t table berarti tidak valid                                              (Riduwan, 2012:98)
9.6.2 Reliabilitas
            Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:221). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka beberapa kali pun diambil, tetap akan sama.
            Untuk mencari Reliabilitas peneliti menggunakan rumus Sperman Brown, yaitu sebagai berikut :
r11 =                                                           (Arikunto, 2010:223)
Keterangan:
r11           =  reliabilitas instrument
r1/2 1/2        = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara  dua belahan
               instrument
r1/2 1/2 dicari dengan rumus product moment angka kasar, yaitu sebagai berikut:
          rxy  =                                    (Arikunto, 2010:213)
Dimana :
X       =   skor butir belahan ganjil
Y       =   skor butir belahan genap


Kriteria pengujian reliabilitas :
Jika :    r11 > rtabel berarti reliabilitas
             r11 < rtabel berarti tidak reliabilitas                               (Riduwan, 2012:107)
9.7 Teknik Analisis Data
Data yang sudah terkumpul akan dianalisis, dimana tujuan penganalisaan ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar geografi siswa.
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Analisis data yang dituju dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kebenaran hipotesis.
9.7.1  Uji Normalitas
Uji normalitas data perlu dilakukan untuk  mengetahui apakah data yang dianalisis normal atau tidak.
Adapun langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut :
1.      Rentang ( Rank )       = Nilai Terbesar  - Nilai Terkecil        
2.      Banyak kelas interval    = 1+ 3,3 Log n
3.      Panjang kelas interval (P) =
4.      Mencari distribusi frekuensi
                                                                                  (Sudjana, 2005:67)     
Keterangan :
x = rata-rata
= tanda kelas interval
= frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas interval


5.      Mencari Modus dengan rumus :
            Jika data kuantitatif telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi, modusnya       dapat ditentukan dengan rumus :
                                                         ( Sudjana,2005:77 )
 Keterangan :
 b    = batas kelas modus, ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak
 p   = panjang kelas modus
 = frekuensi kelas modus  dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda                      kelas yang lebih kecil sebelum tanda  kelas modus
 =  frekuensi kelas modus  dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda                     kelas yang lebih kecil sesudah tanda  kelas modus.
6.      Mencari simpangan baku
                                 ( Sudjana,2005:94 )
Keterangan :
= simpangan baku/standar deviasi
n = banyaknya dataP
= tanda kelas interval
= frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas
= tanda kelas interval
7.      Menguji kenormalan data dengan kemiringan
                                                               ( Sudjana,2005:109 )

Keterangan :
K = Kemiringan
x  = Rata-rata
Modus
S = Simpangan baku/standar deviasi
Data normal jika harga K terletak antara -1 sampai +1 (-1
9.7.2        Uji Homogenitas
Uji Homogenitas data dilakukan untuk membuktikan kesamaan varian kelompok. Pengujian sampel dalam penelitian ini menggunakan Uji Bartlett dengan menggunakan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Menggunakan variasi gabungan dengan menggunakan rumus :
                              Sudjana (2005:263)
2.      Cari harga satuan B dengan rumus :
            B = ( Log S2 ) ∑ ( n-1)                                                Sudjana (2005 :263)
3. Uji Bartlett menggunakan rumus :
            X2 = (in 10) ( B-∑(n-1) log S2                                     Sudjana (2005:263)
9.7.3        Uji Hipotesis
               Untuk menguji hipotesis ada tidaknya pengaruh Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI)  maka di gunakan rumus Uji t (t-test ) sebagai berikut :
                                                                 ( Sudjana,2005:239 )


Keterangan :
 t     = Nilai t hitung
 =  Rata – rata hasil belajar kelas Eksperimen
 =  Rata – rata hasil belajar kelas Kontrol
n1      =  Jumlah siswa kelas Eksperimen
n2      =  Jumlah siswa kelas Kontrol
S     =  Varians variabel gabungan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktik (Revisi). Jakarta : Rineka Cipta
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Daryanto dan Muljo Raharjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : Gava Media
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan. 2009. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fokus Media
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Riduwan. 2012. Belajar mudah penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sapriya. 2011. Pendidikan IPS. Bandung : Rosda          
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
Slavin, Robert E.2011. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusa Media
Syarifudin, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Diadit Media
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung. : Tarsito
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Imron. 2012. Model Pembelajaran tai.(online).http://malik-imron.blogspot.com, diakses sabtu 26 januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar